PERAWATAN DAN PERBAIKAN POWER STEERING
TOYOTA LAND CRUISER (HARDTOP) 1982
Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah perawatan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan, dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima.
Perawatan pencegahan yang dilakukan pada komponen-komponen power steering Toyota Land Cruiser ini adalah pada roda kemudi (steering wheel), poros utama, pipa saluran, tangki cadangan (reservoir), pompa power steering, power steering gear box.
Perawatan pada roda kemudi (Steering wheel)
Roda kemudi mempunyai peranan penting didalam sistem power steering, dimana dengan roda kemudi ini sebuah kendaraan dapat digerakkan atau dibelokkan kekanan atau kekiri. Untuk itu roda kemudi harus mendapatkan perawatan dan perbaikan dalam sistem power steering ini. Sehingga dengan adanya perawatan tersebut, si pengemudi mendapatkan keselamatan dan kenyamanan dalam mengendarai kendaraan roda empat. Adapun pemeriksaan terhadap roda kemudi dilakukan tiap kelipatan 20.000 Km. kegiatan perawatan ini dilakukan sebatas pemeriksaan saja, tetapi jika terdapat kerusakan-kerusakan terhadap komponen perlu dilakukan penggantian.
Beberapa hal pemeriksaan untuk roda kemudi Toyota Land Cruiser :
Pemeriksaan gerak bebas kemudi (free play)
Saat engine berputar (hydrolik bekerja), set roda depan lurus menghadap ke depan.
Ukur gerak bebas pada roda kemudi dengan memutar kemudi dalam kedua arah dengan posisi roda depan lurus, limit maksimum gerak bebas 30 mm.
Gambar 4.1 Gerak Bebas Roda Kemudi (10)
Bila melebihi limit maksimum, periksa atau stel baut penyetel pada gear box dengan cara meluruskan roda depan dalam posisi lurus. Kendorkan baut pengunci pada baut penyetel unit kemudi. Putar baut penyetel sesuai arah jarum jam untuk mengurangi gerak bebas, atau berlawanan jarum jam untuk menambah gerak bebas. Setelah gerak main sudah sesuai spesifikasi kencangkan baut pengunci.
Periksa juga kekendoran roda kemudi dengan menggerakkan ke depan dan ke belakang.
Pemeriksaan stationary steering effort
Tempatkan kendaraan pada permukaan yang rata, putar kemudi pada posisi lurus kedepan.
Hidupkan mesin dan pasang spring balance pada lingkaran luar roda kemudi kemudian ukur kekuatan yang diperlukan untuk memutar roda kemudi kekanan dan kekiri dari posisi lurus kedepan (dengan jangkauan 1,5 putaran). Adapun harga steering effort yang diizinkan 4 kg.
Gambar 4.2 Stationary Steering Effort (10)
Pemeriksaan kembali roda kemudi ke posisi tengah
Adapun cara pemeriksaannya adalah dengan melakukan tes jalan kira – kira kecepatan 35 km/jam putar kemudi 900 dan lepaskan roda kemudi setelah 1-2 detik. Apabila roda kemudi berputar kembali 700 atau lebih dianggap bagus.
Gambar 4.3 Pemeriksaan roda kemudi (10)
Poros utama (Steering shaft)
Poros utama adalah komponen dari sistem kemudi yang mana bertugas sebagai penyalur gaya putar dari roda kemudi yang diteruskan ke gear box. Adapun perawatan pada poros utama ini dilakukan sebatas pemeiksaan saja tetapi jika terdapat beberapa kerusakan komponen, lakukanlah penggantian.
Pemeriksaan baut dan mur jika perlu.
Pemeriksaan poros utama jika terjadi ketidak lurusan.
Pipa saluran oli
Saluran oli merupakan instalasi – instalasi pipa untuk sistem power steering. Dalam perawatan, saluran ini juga harus mendapatkan perhatian yang rutin dan cermat. Untuk itu pemeriksaan terhadap saluran oli ini meliputi:
Pemeriksaan baut – baut dan mur sambungan.
Pemeriksaan instalasi pipa jika terjadi kebocoran yang menyebabkan sistem power steering tidak bekerja dengan optimal.
Pemeriksaan saluran oli dari ketersumbatan dikarenakan terjadi pengendapan oli di dinding pipa saluran.
Tangki cadangan (Reservoir tank)
Oli reservoir merupakan fluida cadangan yang disimpan dalam tangki sebagai minyak pendorong power piston melalui pipa dalam sistem power steering Toyota Land Cruiser. Minyak yang digunakan adalah ATF (Automatic Transmision Fluid) Dextron atau Dextron II. Minyak power steering harus dicek secara teratur. Pemeriksaan minyak harus dilakukan secara rutin setiap 10.000 Km.
Pemeriksaan untuk minyak power steering ini meliputi:
Pemeriksaan jumlah minyak power steering.
Gambar 4.4 Pemeriksaan jumlah minyak (8)
Parkir kendaraan pada lantai yang rata dan keras, lalu hidupkan engine, dan putar roda kemudi beberapa kali agar temperature fluid-nya mencapai 500 – 600 C.
Dengan engine dalam keadaan hidup, putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri beberapa kali.
Periksa minyak pada tangki cadangan apakah timbul berbusa atau berubah warna menjadi agak putih. Periksa perbedaan dari jumlah minyak pada waktu engine mati dan pada saat engine hidup. Apabila perubahan jumlah minyak 5 mm atau lebih, lakukan buang angin (Air bleeding). Adapun cara melakukannya adalah :
Angkat bagian depan kendaraan, tahan pakai rigid rack, sehingga kedua roda depan lepas dari lantai.
Putar puli pompa minyak secara manual beberapa kali.
Putar penuh roda kemudi kekanan dan kekiri lima atau enam kali.
Lepaskan high tension cable, Catatan: Hati – hati jangan menempatkan high tension cable dengan delivery pipe.
Sambil menghidupkan stater motor beberapa kali, putar roda kemudi kekanan dan kekiri sebanyak lima sampai enam kali (selama 15 – 20 detik).
Catatan:
Selama membuang angin, tambahkan minyak agar jumlah minyak tidak habis.
Apabila membuang angin dilakukan dalam keadaan engine hidup, maka akan terserap udara oleh fluida. Oleh karena itu, buang angin harus dilakukan tanpa menghidupkan engine.
Hubungkan high tension cable. Hidupkan engine (idling).
Putar roda kemudi kekanan dan kekiri sampai tidak ada lagi gelembung – gelembung udara didalam tangki cadangan fluida power steering.
Pastikan fluida tidak mengental dan jumlahnya mencapai posisi yang telah ditentukan pada level gauge.
Penggantian fluida power steering
Angkat roda depan dengan menggunakan dongkrak dan kemudian topang dengan rigid rack.
Lepaskan slang balik dari tangki reservoir dan kuras minyak ke dalam penampung.
Sambil menghidupkan starter motor beberapa kali untuk membuang semua fluida.
Pasang kembali slang balik dengan benar, dan kemudian kencangkan slang balik dengan clip.
Isi tangki reservoir dengan fluida yang baru sesuai spesifikasi sampai diatas posisi lower dari filter.
Pemeriksaan tekanan fluida
Gambar 4.5 Pemeriksaan Tekanan Fluida (7)
Lepaskan hubungan pipa tekanan dari rumah roda gigi.
Pasang sisi pengukuran pada pompa dan sisi katup pada saluran tekan.
Keluarkan udara dari sistem dan putar roda kemudi beberapa kali sehingga temperatur fluida naik kira – kira 500 – 600 C.
Hidupkan engine dan stel putaran idling 1000 rpm atau lebih.
Tutup penuh katup pengukur tekanan dan amati pembacaan pada alat pengukur, nilai tekanannya berada pada nilai standar 7, 3 – 8, 0 Mpa.
Catatan:
Jangan menutup katup lebih dari 10 detik.
Jangan biarkan temperatur fluida menjadi terlalu tinggi.
Jika tekanan rendah, perbaiki atau ganti pompa
Periksa apakah tekanan hidroliknya dalam nilai standar sewaktu kondisi tanpa beban dibuat dengan cara membuka penuh katup pengukur tekanan dari pressure gauge.
Apabila tidak sesuai dengan nilai standar, kemungkinan penyebabnya adalah saluran fluida atau steering gear box. Oleh karena itu periksa komponen dan perbaiki jika perlu.
Pompa power steering
Pompa merupakan suatu sistem power steering pada Toyota Land Cruiser yang harus mendapatkan perawatan yang dilaksanakan setiap 20.000 Km.
Perawatannya meliputi :
Pemeriksaan puli dari keausan dan kerusakan.
Lihat dan dengarkan putaran dari puli, apakah putarannya masih dalam batas – batas toleransi. Kemudian apakah terjadi keausan pada puli akibat gesekannya dengan sabuk.
Pemeriksaan katup pengontrol aliran dan pegas katup
Cek bahwa oli dapat di alirkan melalui lubang katup dengan berat oli tersebut.
Lihat dan periksa panjang pegas katup.
Power steering gear box
Pemeriksaan untuk steering gear box dilakukan setiap kelipatan 20.000 Km, dan pemeriksaan ini dilakukan hanya penyetelan dan perbaikan bahkan penggantian jika dianggap perlu.
Pemeriksaan steering gear box :
Pemeriksaan bantalan
Dengar apakah terjadi suara yang tidak normal selama bantalan bekerja.
Periksa keausan dari bantalan.
Pemeriksaan poros sector dan gear sector.
Periksa permukaan poros dari kerusakan dan keausan.
Lihat dan periksa gigi sector apakah ada yang rusak atau aus.
Pemeriksaan poros cacing (worm shaft) dan mur bola (ball nut)
Periksa alur poros cacing dan mur bola terhadap keausan dan kerusakan.
Periksa alur ball nut telah cacat, melekuk atau kemasukan suatu benda.
Periksa bahwa mur bola dapat berputar turun terhadap poros, oleh beratnya sendiri.
Gambar 4.6 Pemeriksaan Poros Cacing dan Mur Bola (3)
Pemeriksaan sil oli (Oli seal)
Periksa oli seal apakah karetnya rusak atau sudah aus.
Catatan: pemeriksaan untuk poin diatas dilakukan dengan cara membongkar sistem gear box. Itupun dilakukan jika perlu.
Selain perawatan diatas, ada hal yang sangat penting pada sistem power steering yaitu pemeriksaan Drive belt. Drive belt berfungsi sebagai penggerak, maka apabila terdapat kerusakan pada drive belt ini akan berpengaruh kepada seluruh sistem power steering. Oleh karena itu drive belt harus selalu rutin diperiksa setiap 10.000 Km.
Pengoperasiannya meliputi :
Pemeriksaan permukaan sabuk.
Apabila terdapat keretakan pada sabuk tersebut, maka sabuk harus diganti.
Pemeriksaan ketegangan sabuk.
Sabuk yang longgar tidak dapat menggerakkan power steering sebagai mana mestinya, oleh karena itu tegangan harus diperiksa dengan standar menggunakan alat pengukur ketegangan sabuk atau sering disebut dengan Belt Tension Gauge.
4.2 Perawatan Tak Terencana
Pada dasarnya perawatan ini di lakukan untuk rencana yang tidak di tentukan sebelumnya. Pada power steering, perawatan ini di lakukan di saat sistem ini terjadi gangguan atau kerusakan di luar dari perawatan yang sudah di rencanakan sebelumnya, di mana gangguan-gangguan atau kerusakan pada power steering dapat di atasi dengan perbaikan ringan saja. Termasuk di dalamnya perawatan darurat (emergency maintenance).
Perawatan tak terencana ini dilakukan adalah :
Perawatan/penggantian yang di lakukan ketika terjadinya kebocoran pada seal oli pada pompa di sebabkan temperature fluida yang cukup tinggi.
Perawatan/penggantian seal oli pada steering gear box yang di sebabkan oleh temperature fluida yang cukup tinggi.
Mengganti slang aliran fluida ketika terjadinya kebocoran yang di sebabkan karena robek atau terkena benda lain.
Mengganti/melakukan buang angin pada fluida jika adanya udara pada fluida.
Perbaikan
Kegiatan perbaiakan dapat dilakukan apabila seseorang menggunakan panca indranya seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, dan juga dengan sedikit perasaan untuk mengenali atau mengetahui suatu kerusakan dengan menemukan gejala kerusakan tersebut.
Power steering ini erat kaitannya dengan roda depan mobil, suspensi dan frame. Oleh karena itu, masalah yang sering dirasakan oleh pengemudi yang dianggap kesulitan timbul di sistem kemudi.
Pada sub bab ini, penulis hanya menguraikan tata cara dari pembongkaran dan pemasangan kembali sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop).
Sedangkan untuk perbaikan dan kerusakan yang timbul dapat disesuaikan dengan bagian-bagian yang mengalami kerusakan apakah diperbaiki (diganti), distel atau masih layak pakai.
Gangguan – gangguan sistem kemudi power steering
Pengendalian kemudi kurang stabil.
Penyebabnya :
Pemasangan gear box kurang tepat.
Ball joint kendor.
Tekanan ban kurang atau tidak sama dengan ban yang lain.
Batang penghubung longgar.
Cara mengatasinya :
Stel Pemasangan gear box
Kencangkan kembali atau ganti balljoint.
Cek tekanan ban.
Stel atau ganti bagian batang penghubung yang aus.
Kemudi berat
Penyebab :
Tali kipas kendor.
Kehabisan oli fluida power steering atau pembentukan elmulisifikasi fluida power steering terlalu banyak.
Tekanan ban kurang.
Pelumasan sambungan kurang.
Ball joint lengan bawah aus.
Steering column rusak.
Cara mengatasinya :
Stel ketegangan tali kipas sesuai standarnya
Ganti fluida power steering.
Tambah tekanan ban dan cek kembali tekanan ban
Lumasi sambungan kemudi.
Ganti ball joint lengan bawah.
Periksa steering column.
Putaran kemudi tidak berputar kembali dengan baik.
Penyebab :
Tekanan ban kurang.
Pelumas kurang pada ball joint / tie-rod.
Front wheel alignment (FWA) atau spooring salah.
Tie-rod end rusak.
Cara mengatasinya :
Cek tekanan ban.
Tambah pelumasan pada ball joint / tie-rod.
Periksa Front wheel Alignment.
Ganti tie-rod dengan yang baru.
Timbulnya suara gemetar
Penyebabnya :
Pemasangan ball joint dan steering linkage kendor.
Tie-rod end rusak.
Cara mengatasinya :
Periksa dan stel ball joint serta steering linkage.
Ganti tie-rod end yang baru.
Timbulnya suara berdecit.
Penyebabnya :
Vane pompa panas atau rusak.
Drive belt slip atau kendor.
Drive belt rusak.
Cara mengatasinya :
Perbaiki vane pompa.
Stel ketegangan drive belt.
Ganti drive belt.
Overhoul
Overhoul merupakan suatu kegiatan perbaikan dan pemeriksaan keseluruhan dari suatu perlengkapan elemen mesin seperti bongkar pasang khususnya sistem power steering Toyota Land Cruiser (Hardtop). Kegiatan overhaul yang dilakukan pada sistem ini adalah:
Membuka dan membongkar pompa power steering.
Analisa terhadap pembongkaran pompa.
Merakit pompa power steering.
Membongkar steering gear box.
Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.
Merakit steering gear box.
Pembongkaran dan pemasangan pada komponen-komponen diatas:
Membuka dan membongkar pompa power steering
Sebelum pompa power steering dibongkar, buka dan lepaskanlah semua jenis pengikat dan lepaskan saluran fluida dari pompa yang terlebih dahulu membuang fluida dari tangki cadangan. Setelah itu buka sabuk dari puli dengan cara membuka mur puli. Kemudian barulah dilakukan pembongkaran dengan cara:
Jepitkan pompa pada ragum, jangan terlalu kuat.
Buka suction connector dan katup pengontrol aliran serta pegas katup pengontrol.
Gambar 4.7 Membuka Suction Connector (10)
Lepas plat sisi belakang dengan menggunakan palu plastik.
Lepaskan O-ring dari plat belakang.
Lepaskan poros pompa, cam ring dan vane plate dari rumah depan pompa.
Gunakan tang snap ring untuk melepas snap ring.
Lepas rotor dan plats depan dari poros pompa.
Gambar 4.8 Melepas Snap Ring (10)
Analisa terhadap pompa power steering.
Periksa katup pengontrol aliran (Flow control valve)
Oleskan fluida power steering pada katup dan cek bahwa katup dapat masuk dengan lembut ke dalam lubang oleh beratnya sendiri.
Cek kebocoran katup, tutup satu lubang dan berikan tekanan udara dari arah yang berlawanan dan pastikan udara tidak keluar dari ujung.
Bila ditemukan pegas tidak sesuai dengan spesifikasi 36 – 38 mm, jika diluar nilai spesifikasi ganti pegas.
Gambar 4.9 Pengukuran Pegas Katup Pengontrol Aliran (7)
Periksa rotor dan vane plate.
Ukur celah antara rotor dan vane plate dengan feeler gauge dengan celah maksimum 0.03 mmm, bila melebihi nilai max ganti rotor.
Ukur tinggi, tebal dan dan panjang vane plate. Tinggi max, 8.0 mm, tebal min 1.77 mm, dan panjang min 14.97 mm.
Periksa puli dari keausan dan kerusakan.
Ganti seal oli semuanya jika dirasakan perlu.
Gambar 4.10 Mengukur celah rotor dan vane plate (10)
Merakit.
Sebelum memulai merakit pompa, lumasi semua bagian yang akan bergesekan dengan fluida power steering.
Pasang pegas dan katup pengontrol aliran pada rumahnya.
Pasang O-ring yang baru pada union lubang tekan
Gambar 4.11 Memasang Pegas, Katup Pengontrol Aliran dan O-ring (10)
Pasang O-ring dalam dan O-ring luar yang baru pada plat depan.
Pasang plats depan pada poros pompa serta pemasangan rotor pada poros pompa.
Gambar 4.12 Urutan pemasangan plat depan, dan rotor pada poros (10)
Pasang pen lurus pendek pada plat depan, luruskan lubang dowel pin pada sisi plat dengan dowel pin pada dudukan pompa.
Pasang kam ring, tepatkan lubang dan pen masukkan kam ring dengan tanda menghadap ke depan.
Gambar 4.13 Pemasangan Kam Ring (10)
Pasang snap ring, setelah memasang snap ring angkat rotor dan periksa bahwa sudah masuk ke couter sunk part.
Pasang vane plate dengan bagian yang bulat menghadap ke keluar.
Gambar 4.14 Vane plate (10)
Pasang plat belakang dan O-ring, tepatkan lubang plat dengan pen kemudian pasang plat.
Pasang rumah belakang sertakan pasang O-ring yang baru, pukul rumah belakang ke dalam. Sebelum rumah belakang dipasang, terlebih dahulu memasang gasket pada rumah pompa.
Pasang sambungan hisap (Suction connector) sertakan dengan memasang O-ring yang baru.
Ukur preload poros pompa, Periksa bahwa poros berputar dengan lembut tanpa adanya suara abnormal.
Setelah merakit pompa, pasang semua saluran – saluran pompa baik dari tangki cadangan maupun menuju kesteering gear box.
Kemudian isi fluida pada tangki cadangan dengan ATF Dextron II. Dan lakukan pembuangan angin pada power steering (Air bleeding).
Membongkar steering gear box.
Sebelum melakukan pembongkaran, terlebih dahulu buka dan lepaskan baut penghubung antara poros kemudi dengan steering gear box beserta baut – baut pengikat lainnya. Urutan dalam pembongkaran steering gear box adalah :
Lepas lengan kemudi (Pit man ARM).
Buka mur pengunci sekrup penyetel dan Buka tutup kemudi poros sektor dengan empat baut.
Gambar 4.15 Melepas Baut Petutup Kemudi (5)
Tahan poros sektor diposisi lurus kedepan pada waktu melepaskannya dari kotak gigi. Jangan melepas poros sektor dari rumah gigi dengan palu atau alat pemukul lainnya.
Gambar 4.16 Melepas poros sector (10)
Buka mur pengunci secrup penyetel bantalan roda gigi cacing dan lepaskan sekrup penyetel bantalan.
Gambar 4.17 Melepas mur pengunci (5)
Tarik keluar poros cacing (Worm Shaft) dari rumah roda gigi.
Jangan membongkar mur bola (ball nut) dari poros cacing (worm shaft) dan hindarkan agar (ball nut) tidak membentur ujung poros cacing.
Analisa terhadap pembongkaran steering gear box.
Lakukan perbaikan yang diperlukan dan penggantian komponen-komponen dari steering gear box jika ditemukan keausan, kerusakan atau kondisi abnormal lainnya.
Periksa poros cacing (Worm shaft) dan mur bola (Ball nut) dari keausan dan kerusakan.
Lakukan pengujian pada poros cacing terhadap mur bola dengan cara menahan poros kearah vertical dan periksa mur bola turun dengan gerakan yang mulus. Jika penurunan mur bola karena beratnya sendiri tidak lancar, periksa poros cacing jika ada kebengkokkan dan alur bola mendesing, penyok atau ada benda lain.
Gambar 4.18 Pemeriksaan Mur Bola dan Poros Cacing (5)
Periksa bantalan poros cacing dari keausan dan kerusakan, ganti bantalan dan luncuran bantalan jika rusak.
Bila perlu ganti luncuran bantalan dalam roda gigi dan juga ganti luncuran bantalan dalam secrup penyetel.
Gambar 4.19 Melepas luncuran bantalan (5)
Periksa permukaan poros sector yang bergeseran dengan bos serta periksa gigi – gigi jika kemungkinan rusak dan ukur diameter poros menggunakan micrometer.
Gambar 4.20 Poros sector
Periksa celah dorong poros sector menggunakan feeler gauge. Celah maksimum 0.04 mm, jika perlu pasang cincin dorong yang baru untuk mendapatkan celah oli yang minimum diantara poros sector dan secrup penyetel.
Gambar 4.21 Pengukuran celah oli (5)
Periksa oli seal, jika perlu ganti oli seal dengan yang baru.
Periksa tutup rumah kemudi terhadap kerusakan dan keausan dan ukur diameter dalam bushing.
Periksa rumah kemudi terhadap kerusakan dan ukur diameter dalam rumah kemudi.
Gambar 4.22 Rumah Kemudi
Merakit steering gear box
Oleskan grease pada pada bushing dan seal oli.
Pada saat memasang, harus berhati – hati jangan sampai merusak seal oli dan beri gasket cair pada secrup tutup ujung.
Pasang poros cacing dan mur bola pada rumah kemudi serta pasang bantalan pada poros cacing.
Kencangkan baut tutup rumah kemudi bagian depan, sambil mengencangkan baut pada tutup pastikan poros cacing dapat berputar dengan lancar dan lembut.
Catatan: Tutup rumah kemudi ini sudah terpasang saat memasang poros cacing, urutan pemasangannya adalah mur bola, tutup rumah kemudi dan poros cacing.
Gambar 2.23 Pemasangan secrup penyetel bantalan (10)
Pasang dan stel secrup penyetel bantalan kencangkan secrup penyetel dengan pelan – pelan.
Pasang sekrup penyetel dan cincin dorong pada poros sector, set mur bola diposisi tengah dari poros cacing.
Masukan poros sector dalam rumah kemudi, sehingga pertengahan gigi saling berkaitan.
Gambar 4.24 Posisi center antara gigi sector dan gigi mur bola (10)
Oleskan cairan perapat pada gasket dan tutup rumah kemudi. Pasang tutup rumah kemudi diatas gasket dan kencangkan empat baut tutup rumah kemudi.
Kendorkan secrup penyetel semaksimal mungkin, kemudian kencangkan empat baut tutup rumah kemudi.
Set poros roda cacing pada posisi netral dengan cara menghitung jumlah putaran poros dan putar kembali poros setengah dari jumlah putaran poros tersebut.
Setel beban mula total dengan cara memutar secrup penyetel sambil mengukur beban mula sampai diperoleh beban mula yang benar.
Catatan : Pastikan bahwa poros roda gigi cacing berada pada posisi netral.
Kencangkan mur pengunci secrup penyetel poros sector.
Gambar 4.25 Mengencangkan mur pengunci penyetel poros (5)
Pasang gear box pada kedudukannya kembali, kencangkan baut pengikat gear box pada chasis.
Pasang pit man arm, tepatkan tanda pada poros sector dengan tanda pada pit man arm.
Gambar 4.26 Tanda pada Pit Man Arm dan Poros Sector (10)
Pasang pit man arm pada batang pengantar (Relay rod) dan sambungan kemudi (Steering linkage).
Periksa dan stel gerak bebas kemudi.
Pasang saluran hisap dan saluran tekanan dari pompa power steering ke steering gear box.
Ban merupakan faktor lain yang mempengaruhi dari sistem kemudi. Ada dua hal yang sangat perlu diperhatikan yakni :
Balancing
Agar mendapatkan kestabilan roda depan yang sama perlu dilakukan balancing. Balancing merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menjaga kestabilan dan kerataan ban, agar tidak terjadi keausan terhadap roda depan. Tujuannya agar dalam mengendarai mobil dapat berjalan dengan baik dan benar.
Penyetelan roda depan (Front Wheel Alignment)
Front Wheel Alignment atau spooring adalah cara untuk menyetel sudut roda depan pada kendaraan yang sesuai dengan spesifikasinya.
Penyetelan ini bertujuan agar mendapatkan keamanan, kenyamanan dan ekonomis seperti :
Meringankan kemudi.
Menstabilkan kemudi.
Memperkecil keausan ban, sehingga ban dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Meluruskan roda kemudi ke posisi lurus setelah membelokkan roda dengan sempurna.
Prosedur pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh pengemudi, tetapi hasilnya tidak teliti dan maksimal. Untuk itu, agar memperoleh hasil yang benar bawahlah kendaraan ke bengkel.