Motor Injeksi vs Motor Karburator

-->
Buat sebagian orang, tren motor bersistem injeksi justru menakutkan. Alasannya, perawatannya susah dan spare part mahal. Padahal, kalau tahu, sistem injeksi justru lebih mudah dan efisien. Baik biaya maupun belanja bensin. Satu lagi, sistem injeksi ini bikin langit biru karena emisi gas buang lebih baik ketimbang karburator

Mesin bisa menyala, tergantung pembakaran. Pembakaran di mesin memerlukan suplai bahan bakar dan udara yang berasal dari karbu atau injeksi.

Pada injeksi, menggunakan peranti elektronik. Semprotan bensin disesuaikan dengan udara yang masuk benar-benar ditakar presisi. Supaya tidak meninggalkan karbon dan tidak mencemari lingkungan. Hasilnya bensin jadi irit karena pembakaran sempurna menghasilkan ledakan besar.

Debit bahan bakar dan udara yang disemprotkan ke ruang bakar lebih akurat. Karena dikontrol ECU atau Engine Control Unit. Di dalamnya berisi sensor putaran mesin (Throttle Position Sensor), sensor udara (Intake Air Temperature), sensor suhu mesin dan pendinginanan (engine oil dan coolant temperature) dan banyak sensor lainnya.

ECU inilah yang mengontrol komposisi antara bbm-udara mendekati 15 : 1. Perbandingan angka tersebut adalah perbandingan paling ideal untuk membuat mesin motor tak hanya efisien, tapi juga bertenaga.

Begitupun saat menghidupkan motor pagi hari. Langsung jreeng. Karena sistem injeksi sudah dilengkapi sensor suhu mesin dan suhu udara sekitar. Sehingga ECU akan mengirimkan data ke injektor untuk menambahkan debit bahan bakar. Orang awam bilang, melakukan choke otomatis.

Perawatannya pun mudah. Setiap servis, tak perlu bongkar injektor. Karena semua disetel melalui komputer. lebih cepat, dan efisien dari sisi waktu.

Saat ini , baik Honda, Yamaha, Kawasaki dan Suzuki sudah membekali bengkel resminya dengan perangkat perawatan injektor. Nah, sekarang bandingkan dengan sistem karburator yang masih mengandalkan kevakuman saja.
-->
Jadi, volume bensin, tergantung dari pergerakan piston. Setingan bensin dan udara ke ruang bakar juga ditentukan oleh diameter moncong karburator, pilot & main jet, serta baut setelan angin dan bensin.

Karena dilakukan manual, kerap terjadinya setingan tidak pas. Inilah yang menyebabkan motor jadi boros bahan bakar. Bila terlalu irit, malah tidak bisa dipacu dan susah hidup di pagi hari.

Dari segi komponen juga memang lebih banyak injeksi. Tapi, rusaknya sangat lama. Sehingga ongkos perawatan tidak jauh beda dengan sistem karburator. Apalagi arahnya nanti semua motor pakai injeksi.

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.