Turing naik motor bergerombol memang menyenangkan. Apalagi bersama teman-teman dekat atau komunitas tongkrongan. Namun di balik kesenangan tersebut terkadang bahaya suka mengancam.
Pasalnya, musuh di jalanan beragam. Bukan cuma mobil, truk, bus atau motor lain. Melainkan juga jalan rusak, marka darurat bahkan peminta sumbangan yang kerap memakan lajur jalan. Meleng sedikit saja, bukan cuma satu nyawa yang bakal terancam. Tapi juga peserta turing lainnya.
Mungkin buat rombongan yang ada di depan, masih bisa menghindari rintangan-rintangan tadi. Namun untuk rider di deretan tengah dan belakang belum tentu bisa cepat sigap menghadapinya. Apalagi bila sampai ada yang berhenti mendadak. Sebab umumnya saat jalan beramai-ramai (biasanya kerap dilakukan anak klub), antara motor satu dengan lainnya jaraknya dekat-dekat.
Makanya kemudian muncul simbol-simbol atau kode turing sebagai isyarat untuk menanggulangi kondisi-kondisi seperti tadi. Ada pun isyarat-isyarat tersebut antara lain sebagai berikut:
Pasalnya, musuh di jalanan beragam. Bukan cuma mobil, truk, bus atau motor lain. Melainkan juga jalan rusak, marka darurat bahkan peminta sumbangan yang kerap memakan lajur jalan. Meleng sedikit saja, bukan cuma satu nyawa yang bakal terancam. Tapi juga peserta turing lainnya.
Mungkin buat rombongan yang ada di depan, masih bisa menghindari rintangan-rintangan tadi. Namun untuk rider di deretan tengah dan belakang belum tentu bisa cepat sigap menghadapinya. Apalagi bila sampai ada yang berhenti mendadak. Sebab umumnya saat jalan beramai-ramai (biasanya kerap dilakukan anak klub), antara motor satu dengan lainnya jaraknya dekat-dekat.
Makanya kemudian muncul simbol-simbol atau kode turing sebagai isyarat untuk menanggulangi kondisi-kondisi seperti tadi. Ada pun isyarat-isyarat tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Tangan kiri diangkat ke atas dan dikepal artinya berhenti.
2. Tangan kiri mengacungkan 1 atau 2 jari = rombongan diminta bikin 1 barisan (1 jari telunjuk) atau 2 baris (2 jari).
3. Kaki kiri atau kaki kanan turun salah satu = ada jalanan berlubang atau ada benda yang mengganggu di sebelah kiri atau kanan (posisi rintangan tergantung kaki mana yang diturunkan).
4. Kedua kaki diturunkan = ada jalan rusak di kiri-kanan, polisi tidur atau ada sambungan jalan. Rombongan disarankan menurunkan kecepatan dan berhati-hati.
5. Jari tangan kiri menunjuk arah = arah tujukan jari ke kiri tandanya aba-aba belok kiri. Kalau kanan artinya belok kanan.
6. Tangan kiri diangkat, lalu dikepal dan kemudian kelima jari dibuka secara berulang-ulang = hati-hati dan kurangi kecepatan.
7. Tangan dikepalkan terus dilambaikan ke kiri = rombongan diharap berhenti untuk menepi.
8. Dan lain sebagainya.
2. Tangan kiri mengacungkan 1 atau 2 jari = rombongan diminta bikin 1 barisan (1 jari telunjuk) atau 2 baris (2 jari).
3. Kaki kiri atau kaki kanan turun salah satu = ada jalanan berlubang atau ada benda yang mengganggu di sebelah kiri atau kanan (posisi rintangan tergantung kaki mana yang diturunkan).
4. Kedua kaki diturunkan = ada jalan rusak di kiri-kanan, polisi tidur atau ada sambungan jalan. Rombongan disarankan menurunkan kecepatan dan berhati-hati.
5. Jari tangan kiri menunjuk arah = arah tujukan jari ke kiri tandanya aba-aba belok kiri. Kalau kanan artinya belok kanan.
6. Tangan kiri diangkat, lalu dikepal dan kemudian kelima jari dibuka secara berulang-ulang = hati-hati dan kurangi kecepatan.
7. Tangan dikepalkan terus dilambaikan ke kiri = rombongan diharap berhenti untuk menepi.
8. Dan lain sebagainya.
Soal kode ini di Amerika punya literaturnya. Karena orang-orang di sana hobi sekali turing bergerombol. Terutama anak-anak Harley-Davidson. Tapi di negara lain, termasuk di Jepang atau bahkan di Indonesia sendiri sebenarnya kode turing tersebut tidak ada regulasinya. Hanya jadi kesepakatan di antara anak-anak klub saja.
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.