Merawat Aki Cek Tinggi Dan Kualitas Air


Merawat Aki, Cek Tinggi Dan Kualitas Air

JAKARTA - Aki atau baterai salah satu komponen yang vital dari kelistrikan sebuah kendaraan, bila sampai rewel mesin jadi susah dihidupkan. Masalahnya bisa karena hal sepele, kurang perhatian dan perawatan. 

Pada aki mobil misalnya, meski usianya bisa beberapa tahun, tetapi jika kurang perawatan umur pakainya jadi lebih cepat. Sebenarnya tak sulit merawat aki, namun yang namanya lupa, kadang baru sadar setelah mesin tidak bisa distarter atau butuh waktu lama untuk menghidupkannya.

Jangan Disikat
Sebagai alat penyedia arus listrik untuk starter mesin, penerangan dan kelistrikan aksesori seperti sistem audio, alarm dan sebagainya, peran aki sangatlah penting. Juga untuk menstabilkan tegangan di kendaraan. Jika kurang dirawat, kerjanya tidak optimal dan bakal cepat rusak.

Untuk itu lakukan pengecekan air aki secara rutin. Tambah jika kurang. "Kalau merawatnya bagus, aki basah bisa sampai 3 tahun. Jaga posisi ketinggian air aki berada di batas indikator permukaan. Yaitu sampai tanda ‘upper level dan jangan sampai di bawah ‘lower level," jelas M. Aedi, kepala bengkel Tunas Toyota di Jln. Raya Kebayoran Lama No.38, Jakbar.

Jangan sampai kelebihan atau kekurangan. Apalagi sering habis, bisa berakibat sel (lempengan di dalam aki) jadi lemah. Yang tadinya 12V bisa turun, inilah yang sering disebut aki soak. Selain itu berat jenis airnya jadi tawar, tidak asam lagi karena tidak ada penghantar (air aki). Harusnya elemen itu kerendam.

Kendaraan yang dipakai sehari-hari, minimal dilihat sebulan sekali. Di lain hal, cek juga kepala aki, pastikan jepitannya masih kencang atau tidak longgar waktu digoyang-goyang.

 Battery Starter Tester dapat mengetahui kualitas aki kendaraan yang sedang dipakai
Jaga kebersihannya, apakah ada karat putih di seputar jepitan aki. "Cukup dengan disiram air panas, lalu olesi grease (gemuk) sedikit biar kepala aki tidak timbul karat putih lagi," lanjut pria murah senyum ini.

Ia tidak menyarankan dibersihkan pakai ampelas atau sikat kawat. Lama-lama bulat kepala aki bisa aus, pas saat dipasang jepitannya jadi tidak maksimal. Kalau sudah begitu, biasanya dipaksa seperti diganjal. Akibatnya pengisian arus juga kurang maksimal.

Untuk aki maintenance free (MF), perlakuannya sama saja, seperti dijaga korosinya. Jika terawat dapat tahan 3 tahun. Hanya bedanya tidak perlu diisi air aki lagi. Tetapi ada juga yang sudah pakai indikator, merah dan hijau. Kalu sudah merah, ya tanda mulai soak.

Jika ragu atau mengalami kenapa kemampuan akinya kurang maksimal, bisa periksa ke bengkel. Kalau di bengkel Toyota ada alat battery starter tester. Ini untuk mengetahui kondisi aki, apakah masih bagus, warning atau sudah soak.

"Di alat ini ada tanda hijau, kuning dan merah. Dengan menjepit ke terminal negatif dan positif aki diikuti memencet sebuah tombol selama 5 detik, dapat dilihat kondisi aki," terang Syam Mulyono, salah seorang teknisi.

 Jaga kebersihan kepala aki, bersihkan dari karat putih, tetapi jangan diampelas atau disikat
Lewat battery tester, juga dapat dipantau bagaimana pengisiannya, apakah overcharging. Lalu lanjutkan dengan tes pakai hydrometer buat mengetahui berat jenis airnya, apakah masih sesuai keasaman strandar atau sudah mulai tawar.

Buat kondisi darurat (tanpa alat tes dan dilakukan sendiri), bisa dengan cara mencabut kabel terminal negatif saat mesin hidup. Kalau mati, berarti alternatornya yang sudah jelek. "Pemilik mobil harus hati-hati, kadang ada bengkel bilang akinya mesti diganti, padahal masih bagus dan yang rusak alternatornya," tutur Syam.

Disarankan mobil dibawa ke bengkel untuk diperiksa kondisi akinya. Selain lebih ahli, mereka juga punya perlataan lengkap. 

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.