Pertanyaan seperti pada judul di atas cukup banyak disampaikan para pengendara ke AstraWorld. Diantaranya adalah Pak Budi Winarto, Hari Satriyono, Christian Tirtakusuma, Irwansyah, maupun Ibu Indah. Termasuk Rekareta Abadi yang bertanya perihal rencananya mengganti bbm ke jenis premium. "Apakah dampak yang akan timbul, selain tenaga berkurang," tanyanya melalui customerservice@com.
Salah satu pemicunya tentu saja karena harga bahan bakar minyak (BBM) yang baru saja kembali pemerintah naikkan. Perbedaan antara harga Pertamax, Pertamax Plus (yang beroktan di atas 91) dan Premium (beroktan 88) memang cukup signifikan. Sehingga, beralih ke jenis bbm lain meskipun kadar oktannya lebih rendah cukup menggoda kita sebagai pengendara. Apalagi, Pertamina menjamin semua jenis bensin produksinya sudah tidak bertimbal.
Untuk pertanyaan yang dapat berimbas ke mesin ini, kita memang perlu sangat hati-hati. Sejauh tidak menimbulkan ngelitik knocking pergantian kadar oktan bbm tersebut boleh-boleh saja dilakukan. Tapi, jika ternyata ngelitik, kami sarankan untuk tidak melakukan penggantian tersebut.
Kadar oktan memang sangat berpengaruh pada kinerja mesin. Salah satu dampak apabila kadar oktan bbm tidak sesuai adalah gejala ngelitik, akhir pembakaran terjadi sebelum piston turun. Jika ngelitik dibiarkan, lama kelamaan dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin. Karena ngelitik pada dasarnya terjadi benturan antara dinding silinder dan piston, sehingga kedua komponen ini mengalami kerusakan. Jika sudah sangat parah harus diatasi dengan overhaul.
Jadi kami ingatkan lagi, ngelitik atau tidak adalah indikator utama penggantian jenis bbm akan cukup aman atau membahayakan mesin.
Yang jelas, penurunan kadar oktan akan sangat berdampak ke performa mesin. Kemampuan akselerasi maupun menanjak akan berkurang sebab nilai oktan bbm yang dipakai tidak sebanding dengan kompresi mesin.(Source : ASTRAWORLD)
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.