Berikut sekelumit info untuk pengendara mobil dengan transmisi manual. Terutama, bagi mereka yang pernah mengalami kesulitan saat hendak mundur. Pada saat pengemudi menginjak kopling, lalu memasukkan gigi ke posisi mundur, tuas terasa keras dan tidak bisa masuk. Akibat kesulitan itu, tentu saja, mobil tidak bisa digerakkan ke belakang.
`Tak perlu panik,` kata Suwarno, Technical and Training Staff Emergency Roadside Assistance (ERA) AstraWorld. `Cukup dengan melepas kembali injakan di pedal kopling,` katanya. Selanjutnya, menurut Suwarno, barulah kembali ke langkah seperti biasa, yaitu injak pedal kopling, dan geser tuas transmisi ke posisi mundur.
Bila berada di tempat padat kendaraan, susah masuk gigi mundur memang bisa membuat panik. Apalagi kalau ditambah dengan adanya pengendara lain yang tidak sabar dan menekan klakson sekeras-kerasnya.
Sebetulnya, masalah di atas muncul karena kondisi konstruksi gigi mundur itu sendiri. Berbeda dengan konstruksi gigi maju, gigi mundur sangat mungkin mengalami sulit masuk karena komponen gigi mundur disusun dengan konstruksi sejajar. Akibatnya, untuk bisa masuk, mata gigi pemutar dan alur gigi yang akan diputar harus berada pada posisi yang pas betul.
Pada gigi-gigi maju (1,2,3,4,5), pemindahannya menggunakan mekanisme yang disebut dengan syncromesh. Yaitu, sistem untuk menyamakan putaran antara gigi pemutar dan gigi yang akan diputar. Selain itu, bentuk giginya pun miring (seperti gigi nanas) yang selalu berkaitan antara gigi pemutar dan gigi yang diputar. Sistem syncromesh inilah yang akan membuat proses perpindahan gigi berjalan dengan mudah.
Sementara gigi mundur (R), mekanisme pemindahannya menggunakan gigi yang sejajar atau lurus (sliding). Tuas pemindah persneling baru akan masuk bila mata gigi pemutar dan alur gigi yang akan diputar cocok (ketemu). Bila tidak ketemu, muncullah masalah tadi: keras saat hendak dimasukkan ke posisi mundur.
Jadi, masuk atau tidaknya akan tergantung pas atau tidaknya posisi mata gigi pemutar dan alur gigi yang akan diputar. Dengan melepas kembali injakan di pedal kopling, maka gigi pemutar akan berputar, sehingga posisi mata gigi pemutar akan ketemu dengan alur gigi yang diputar. Saat itulah memasukkan gigi ke posisi mundur menjadi mudah.
Pada saat kopling diinjak, hubungan putaran mesin ke output persneling terputus. Artinya, tenaga dari mesin tidak diteruskan ke penggerak roda. Pemutusan tadi memang ditujukan untuk mempermudah permindahan gigi dari seluruh kecepatan.
Secara teknis konstruksi gigi mundur memang dibuat berbeda dengan gigi maju. Tujuannya, demi keamanan berkendara. Gigi mundur menggunakan roda gigi yang lurus (sliding) agar pada saat mobil tengah melaju ke depan, dan tiba-tiba pengendara salah memindahkan gigi ke posisi mundur, mobil tidak langsung bergerak ke belakang. Sebab, dengan sendirinya perpindahan itu akan tertahan.
Sekali lagi, jika menghadapi kondisi susah memasukkan gigi mundur:
• Jangan Anda paksa. Percuma, usaha Anda akan sia-sia.
• Lepas injakan pedal kopling, kemudian injak kembali pedal kopling.
• Setelah itu, baru masukkan gigi ke posisi mundur (R).
Idealnya tuas transmisi mudah untuk dipindah posisi. Jika terasa keras barangkali gaya berkendara Anda kurang tepat.
Coba atasi dengan langkah-langkah berikut:
- angkat dulu pedal kopling, kemudian injak kembali, baru masukkan gigi ke posisi mundur.
Mestinya, tuas transmisi langsung masuk di posisi mundur. Mobil pun dapat digerakkan ke belakang. Beberapa pengendara sudah membuktikan keampuhan solusi dalam mengatasi masalah yang biasa muncul saat hendak parkir ini.
Langkah lain untuk mengatasi masalah serupa adalah:
- masukkan terlebih dahulu ke gigi 1, baru kemudian geser transmisi ke posisi mundur.
Hasilnya sama. Tuas transmisi akan mudah masuk ke posisi mundur.
Alasan teknis di balik solusi ini hampir mirip dengan langkah pertama. Saat hendak hendak mundur sangat mungkin kita mengalami masalah seperti di atas karena komponen gigi mundur disusun dengan konstruksi sejajar (sliding).
Untuk bisa masuk, mata gigi pemutar dan alur gigi yang akan diputar harus berada pada posisi yang sangat pas. Sedikit saja meleset, tuas akan terasa keras. Seolah ada sesuatu yang mengganjal.
Memang, tuas yang terasa keras itu berarti ada sesuatu yang mengganjal. Ganjalan itu akan hilang setelah tuas transmisi kita posisikan ke gigi 1 terlebih dahulu. Ini ada kaitannya dengan konstruksi gigi maju yang menggunakan sistem syncromesh.
Pada saat gigi di posisi 1, maka syncromesh menyamakan gigi pemutar dengan gigi yang akan diputar.
Pergeseran pada konstruksi gigi maju tersebut dapat mengakibatkan pergeseran pula di konstruksi gigi mundur. Implikasi selanjutnya, kemungkinan besar akan terjadi kesesuaian antara mata gigi pemutar dan alur gigi yang akan diputar.
Kesesuaian itulah yang kemudian memudahkan kita dalam menggeser tuas transmisi ke posisi mundur.
Seandainya masih terasa keras juga, artinya pergeseran tersebut belum sampai pada titik yang pas.
Ulangi lagi langkah serupa: masukkan ke gigi 1, baru kemudian geser tuas transmisi ke posisi mundur
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.